Kebakaran Hutan Taman Nasional Way Kambas Lampung Timur Diselidiki, Begini Kata Polisi

Kebakaran Hutan Taman Nasional Way Kambas Lampung Timur Diselidiki, Begini Kata Polisi

Polisi selidiki kasus kebakaran hutan TNWK-Dokumentasi -

BACA JUGA:RUU ASN Disahkan, 4.565 Tenaga Non ASN Pemkab Lampung Timur Sumringah

Dilanjutkan, selain mengakibatkan kerusakan pada flora (tanaman), peristiwa kebakaran itu juga mengakibatkan kematian fauna (satwa) yang ada kawasan tersebut.

Sejumlah satwa yang mengalami kematian akibat kebakaran tersebut antara lain dari jenis trenggiling, ular dan burung.

“Satwa-satwa tersebut mengalami kematian karena tidak bisa menghingdar untuk menyelamatkna diri saat habitatnya terbakar,”jelas Sukamoko mewakili Plt.Kepala Balai TNWK Hermawan, Rabu 4 Oktober 2023.

BACA JUGA:Audit Kerugian Negara Bendungan Margatiga Lampung Timur Selesai, Segera Ada Penetapan Tersangka?

Sedangkan mengenai jumlah satwa yang mengalami kematian akibat peristiwa kebakaran tersebut belum dapat dihitung jumlah pastinya.

Sebab, ada sebagian satwa yang sudah hangus dan tersisa wujudnya. “Untuk  satwa besar seperti gajah, menjangan, badak dan harimau tidak ditemukan ada yang terbakar di kawasan tersebut,”lanjut Sukatmoko.

Lebih lanjut dijelaskan, hingga saat ini 60 personil gabungan dari Balai TNWK, TNI, Polri, mitra Balai TNWK dan relawan masih tersebut masih berada di lokasi kawasan yang terbakar.

BACA JUGA:Guru Honorer Lampung Timur Datangi Kantor DPRD, Ini Permintaan Mereka

Menurut Sukatmoko, sebenarnya api yang membakar kawasan tersebut telah berhasil dipadamkan oleh personil gabungan, Selasa 3 Oktober 2023 petang.

Namun, mengingat saat ini masih musim kemarau maka personil gabungan masih siap siaga di kawasan yang terbakar.

Hal Itu untuk mengantisipasi kemungkinan masih ada bara api yang belum tuntas dipadamkan.

BACA JUGA:Kejaksaan Tinggi Lampung Usut Kasus Dugaan Korupsi Bendungan Margatiga Lampung Timur

Sebab, sebagian kawasan yang terbakar tersebut berupa lahan gambut. Terutama, pada kawasan hutan rawa.  

Masih menurut Sukatmoko, upaya pemadaman kawasan yang terbakar tersebut membutuhkan tenaga ekstra.

Sumber: