Guru Bukan Beban Negara, Tapi Pilar Pembangunan Bangsa

Ilustrasi Guru Penggerak-Kemendikbud-
Oleh: Prof. Admi Syarif, PhD
Hari ini, sebuah video yang beredar di media sosial memicu kontroversi, menampilkan pernyataan yang dikatakan berasal dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, yang menyebut guru sebagai “beban negara.”
Sebelum saya memberi komentar lebih lanjut, saya merasa kita perlu untuk berhati-hati, karena di era digital saat ini. Kita harus waspada terhadap kemungkinan bahwa video tersebut adalah hoax atau hasil manipulasi digital (deepfake), yang dapat digunakan untuk provokasi memecah belah bangsa.
Tentu saja sebagai seorang guru dan dosen, saya ikut merasa sedih dan masih hampir belum percaya dengan pernyataan itu.
Pernyataan ini tentu saja memicu beragam reaksi dari masyarakat. Sebab, selama ini pemerintah selalu menekankan bahwa pendidikan adalah fondasi kemajuan bangsa dan harus mendapat perhatian serius.
Bahkan, alokasi 20% APBN untuk pendidikan, termasuk untuk gaji guru dan dosen, adalah salah satu bukti keseriusan pemerintah dalam memperhatikan sektor pendidikan.
Namun, saya justru teringat pada sebuah cerita heroik dari Kaisar Jepang Hirohito, yang mengajarkan kita tentang betapa pentingnya peran seorang guru. Setelah Jepang hancur akibat Perang Dunia II, meskipun segala infrastruktur dan kekuatan militer lenyap, Kaisar Hirohito tidak bertanya tentang jumlah tentara atau polisi yang masih tersisa. Sebaliknya, ia bertanya, “Berapa banyak guru yang masih hidup?”
Kaisar Hirohito memahami bahwa guru bukan hanya pengajar ilmu, tetapi juga pembentuk karakter, etos kerja, dan mental bangsa. Tanpa mereka, bangsa yang hancur sekalipun tak akan mampu bangkit.
Berkat guru-guru yang bertahan dan terus mengabdikan diri, Jepang memulai perjalanan panjang menuju pemulihan. Dalam waktu yang relatif singkat, negara yang pernah runtuh itu berhasil bangkit menjadi kekuatan industri raksasa.
Cerita ini mengingatkan kita bahwa guru adalah pahlawan yang tidak hanya mengajar, tetapi juga membentuk generasi penerus yang akan memajukan bangsa. Di saat apapun, pendidikan akan selalu menjadi alat yang sangat kuat untuk membangun masa depan.
Secara keseluruhan, saya tetap yakin bahwa negara tidak mungkin melihat guru sebagai “beban.” Kita harus terus mendorong negara untuk memberi perhatian lebih kepada pendidikan. Guru dan dosen adalah bagian integral dari pembangunan sumber daya manusia dan kemajuan bangsa.
Semangat terus, sahabat guru dan dosen untuk berbuat BAIK! Semoga murid-murid kita kelak menjadi orang yang bijak dan berkualitas. Tidak ada balasan pasti dari perbuatan BAIK, kecuali KEBAIKAN! (*)
Sumber: