Pemerintah Dinilai Tak Miliki Taring, Truk Batubara Masih Terlihat Berkonvoi Menjadi Polemik Masyarakat
Kendaraan angkutan batubara melintas di Kotabumi Lampung Utara-Fahrozy Irsan Toni-
LAMPUNG UTARA, RADARTUBA.CO.ID - Polemik yang disebabkan mobil angkutan batubara seakan tidak pernah ada habisnya.
Beragam masalah yang dikeluhkan masyarakat disebagian wilayah di Provinsi Lampung khusus nya daerah Kabupaten Lampung Utara (Lampura), seperti jalan buntu yang tidak ada jalan keluarnya.
Mulai dari kasus kemacetan di jalan lintas tengah sumatera (Jalintengsum), kerusakan jalan, parkir yang mengganggu, serta permasalahan lainnya terus menjadi buah bibir masyarakat sampai saat ini dan belum ada solusi yang kongkrit untuk menyelesaikannya.
Seperti hal nya yang di keluhkan pengendara mobil ini. Saat di wawancarai wartawan di salah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jalintengsum, tepatnya Bunderan Tugu Payan Mas Kotabumi, Selasa dini hari sekira pukul 00:15 WIB, Selasa 23 Juli 2024.
BACA JUGA:Bahas Angkutan Batubara, Masyarakat dan Pemkab Lampung Utara Duduk Bersama, Ini Hasilnya
Pria berbadan kekar ini mengeluhkan banyak nya kendaraan yang di duga bermuatan Batubara melintas pada malam hari dengan berkonvoi.
Hal tersebut tentunya sangat mengganggu sekali bagi pengendara lainnya yang memiliki hak yang sama sebagai pengguna jalan umum.
"Banyak banget bang mobil membawa batubara kompoi, saya tadi beriringan mulai dari Kecamatan Bukit Kemuning. Mobil nya besar-besar mungkin lebih itu kalau dari 28 ton muatan nya," ujar Jaya Wijaya (32), mengaku warga Sukarame Kota Bandar Lampung.
BACA JUGA:Masyarakat Lampung Utara Tolak dan Putar Balik Kendaraan Overtonase Batubara yang Melintas
Dirinya menuturkan, lemah nya pemerintah Kabupaten ataupun Pemprov dalam mengambil langkah tegas kepada mobil-mobil yang bermuatan batubara melebihi dari tonase.
"Sudah bukan sekali atau 2 kali lagi yang insiden kecelakaan karna jalan yang rusak di sebabkan oleh mobil bermuatan batubara ini bang. Pemerintah seperti tak memiliki taring dalam mengambil langkah tegas terhadap angkutan batubara yang melebihi kapasitas ini," celetuknya.
Hal senada dikatakan Agus (34) pemilik warung berada di sepanjang jalanlintengsum. Dirinya mengeluhkan dengan adanya mobil Batubara yang berkompoi selain was-was akan terjadinya lakalantas, dirinya juga mengeluhkan adanya debu yang di sebarkan kendaraan melebihi tonase tersebut.
BACA JUGA:Soal Pengelolaan Jalan dan Jembatan, Pemkab Lampung Utara Manfaat Si Monalisa, Ini Keunggulannya
"Ya mau diapakan lagi. Aparat saja terkesan tutup mata. Apa lagi kami masyarakat kecil yang tidak bisa berbuat banyak. Kalau debu di hasilkan truk fuso itu banyak sekali bertentangan. Menyebabkan salah satu polusi udara yang tidak sehat," kata dia.
Sumber: