Wow, Tulang Bawang Peringkat 1 Terbanyak Titik Hotspot Penyebab Kebakaran Hutan di Lampung

Wow, Tulang Bawang Peringkat 1 Terbanyak Titik Hotspot Penyebab Kebakaran Hutan di Lampung

Ilustrasi kebakaran hutan-Pixabay-

BACA JUGA: Dua Lokasi Ini Jadi Perhatian Polres Tulang Bawang, Siagakan Personel Untuk Patroli

Pada satgas karhutla ini, Yanyan Ruchyansyah mengungkapkan banyak pihak yang terlibat. 

Mulai dari forkopimda, kepolisian, kejaksaan, TNI, Basarnas, dan lainnya.

Disinggung terkait titik rawan karhutla di Lampung, dirinya mengaku lokasinya hampir sama dengan tahun-tahun sebelumnya.

"Di Lampung titik-titik rawan tidak terlalu banyak bergerak. Seperti 2022 itu hotspot menurun, akan tetapi luas kebakaran ada peningkatan," ujar Yanyan Ruchyansyah usai mengikuti rapat pembentukan satgas Karhutla Lampung tahun 2023, Rabu 26 Juli 2023.

BACA JUGA: Edukasi Tertib Berlalulintas, Polisi Masuk Sekolah di Lampung Tengah

Untuk di tahun 2023, Yanyan Ruchyansyah menyebut ada sekitar 4,8 ribu kejadian kebakaran. 

Dimana, berdasarkan pantauan dari pihaknya dan hasil verifikasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kejadian dan luasnya terbanyak di Lampung Timur.

"Koordinasi dilapangan ada kejadian di taman Way Kambas. Terjadi disekitar savana yang cukup luas," tuturnya.

Antisipasinya, lanjut Yanyan Ruchyansyah, karena kejadian telah berulang, maka petugas di Way Kambas melakukan upaya peningkatan antisipasi dini melalui pemberdayaan masyarakat agar turut mengawasi.

BACA JUGA: Pj Bupati Tulang Bawang Resmikan Kampung Moderasi Beragama, Harapkan Toleransi Semakin Kuat

"Karena ini indikasinya kebakaran disengaja karena perburuan liar. Ini barikade masyarakat sekitar. Mencoba pencegahan agar tidak kebakaran," ungkapnya.

Diakui Yanyan Ruchyansyah, upaya paling efektif mengenai Karhutla adalah mitigasi dengan melakukan pencegahan, serta melakukan pemberdayaan masyarakat menjadi barikade.

Lanjutnya, rapat ini juga dalam rangka mendorong SK satgas Karhutla segera dibuat untuk mencegah kekeringan akibat puncak dari kemarau atau el Nino yang diprediksi BMKG terjadi pada Agustus dan September 2023.

"Karena kemarin juga waktu musrembang pertanian mengangkat masalah ini juga," tandasnya. (*) 

Sumber: