'Marhabanan': Cara Bijak Ulun Lappung Menyambut Si Jabang Bayi

'Marhabanan': Cara Bijak Ulun Lappung Menyambut Si Jabang Bayi

Marhabanan: Budaya Lampung menyambut si jabang bayi-Dokumentasi -

TULANG BAWANG BARAT, RADARTUBA.CO.ID - Setelah menempuh perjalanan darat yang cukup panjang dari Tanjung Karang, kami begitu bahagia akhirnya tiba di kampung halaman, Tiyuh Gunung Katun, Tulang Bawang Udik, Tubaba.

Oleh: Prof. Admi Syarif, PhD

Kedatangan kami disambut oleh keluarga besar yang sudah sangat ramai. Mudik kami kali ini sengaja delam rangka menghadiri acara dari menulung/sepupu kami (anak dari tante/adik ayah), H. Yusuf AS.

Acara ini merupakan syukuran atas lahirnya putra pertama beliau dan sekaligus pindah rumah. Layaknya acara syukuran bayi di kampung ini, selalu saja dikemas dalam bentuk acara bertajuk “marhabanan”.

Lampung  memang patut bangga sebagai salah satu daerah yang memiliki berbagai macam budaya,  yang patut diperhitungkan baik secara nasional maupun internasional. Salah satu tradisi adat yang unik pada masyarakat Lampung Pepadun adalah Tradisi "marhabanan”.

Perhelatan  "marhabanan” selalu menarik bagi masyarakat yang ingin  melihat langsung salah satu tradisi unilk masyarakat adat Lampung menyambut samg bayi. Tradisi ini  biasanya masih bisa dijumpai di daerah yang masih kental dengan Budaya Lampung

Kegiatan Marhaban bagi bayi yang baru lahir merupakan bentuk syukur dan penyampaian doa. Doa-doa terbaik dipanjatkan oleh keluarga besar, sanak family dan handai taulab semoga ananda yang baru dilahirkan menjadi anak yang soleh/soleha.

Mengutip wikipedia, kata marhaban sendiri berasal dari bahasa Arab diartikan dengan makna yaitu menyambut. Marhabanan dapat diterjemahkan dengan kata “selamat datang”.   

Pada masyarakat Lampung, marhabanan merupakan sebuah tradisi yang kaya akan simbolisme dan budaya.

Tradisi ini diwariskan secara turun-temurun, dan memiliki makna mendalam. Tradisi marhaban bayi bukan sekadar sebuah upacara, tetapi juga memiliki makna yang mendalam. 

Untuk mempersiapkan marhabanan, berbagai simbol diperlukan: aneka bunga, telur, umbul-umbul uang kertas, beras, mintak wangi serta kelapa. Sepertinya benda-benda ini memilik makna khusus.

Telur menggambarkan bayi yang baru lahir, sementara umbul-umbul uang mencerminkan harapan akan rezeki berlimpah.

Kelapa, di sisi lain, menjadi simbol pertumbuhan yang tak terhentikan. Kelapa juga melambangkan sebagai sesuatu yang semu bagiannya memiliki manfaat, mulai dari buah, batang hingga daunnya.

Uang-uang kertas dan telur  yang  telah dihias  digantungkan pada  bambu dan ditancapkan pada batang pisang.

Sumber: