Lampung The King Of Sumatera Menjawab 3 Masalah Pokok

Bang Aca-Dok Pribadi-
Pada kurun waktu itu, pertumbuhan ekonomi Lampung terpuruk. Selalu di bawah rata rata nasional dan Sumatera.
Pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Lampung anjlok menjadi -1,73 persen. Namun masih di atas rata rata nasional dan Sumatera yang masing-masing mengalami pertumbuhan negatif, yakni -2,07 persen dan -1,25.
Anjloknya pertumbuhan ekonomi itu memang bisa dimaklumi karena saat terjadi pandemi Covid 19. Semua sektor ekonomi hancur akibat wabah yang menyebabkan ribuan rakyat Indonesia meninggal dunia.
Pada tahun 2021 inilah pertumbuhan ekonomi Lampung mengalami banyak kemunduran. Recovery ekonomi Lampung pasca berakhirnya pandemi tidak memperlihatkan hasil yang baik.
Pada tahun 2021, ekonomi Lampung hanya tumbuh 2,79 persen. Masih jauh di bawah rata rata nasional sebesar 3,69 dan Sumatera 3,38 persen.
Kemunduran itu terus berlanjut. Pada tahun 2022, pertumbuhan ekonomi Lampung hanya 4,28 persen. Jauh di bawah pertumbuhan nasional dan Sumatera. Saat itu pertumbuhan ekonomi nasional 5,32 dan Sumatera 5,01.
Tahun 2023 Lampung masih juga belum mampu bangkit. Ekonomi hanya tumbuh 4,55 sementara nasional 5,06 dan Sumatera 5,03.
Jadi pada tiga 3 tahun berturut turut itu (2021, 2022 dan 2023), Lampung benar benar terpuruk. Pertumbuhan Lampung di bawah rata-rata nasional dan Sumatera.
Era kebangkitan Lampung mulai terlihat pada tahun 2024. Tahun itu pertumbuhan ekonomi Lampung sebesar 4,57 persen.
Meskipun pertumbuhan ekonomi itu masih di bawah rata rata nasional, yakni 4,57 persen namun sudah di atas rata rata Sumatera yang hanya tumbuh 4,5 persen.
Di awal pemerintahan RMD-Jihan ini, Lampung mula unjuk gigi. Pada triwulan 1 tahun 2025, Pertumbuhan Ekonomi Lampung melesat di atas rata-rata nasional. Bahkan, tertinggi di Sumatera.
Pada triwulan 1 2025 lalu, Pertumbuhan Ekonomi Lampung mencapai 5,47 persen. Jauh di atas rata rata pertumbuhan nasional 4,87 dan Sumatera 4,85.
Tingginya pertumbuhan ekonomi Lampung triwulan 1 ini memang mengagetkan banyak pihak. Termasuk Bank Indonesia yang mengaku pertumbuhan setinggi itu di luar perkiraannya.
Pada sebuah acara diskusi di Bappeda Lampung, Kamis (22 Mei 2025), Dr. Fiskara Indawan mengakui pihaknya salah dalam menganalisa. Sehingga pertumbuhan triwulan I Lampung dipreoyeksikan tidak sebesar itu.
Pada kesempatan itu saya tegaskan, bahwa analisa yang dilakukan Bank Indoesia tidak salah. Namun, kurang lengkap mengambil data perbandingan.
Sumber: