Mengabadikan Wisata Rawa di Tulang Bawang, Surga Migrasi Fauna Australia dan Potensi Kawasan Konservasi

Mengabadikan Wisata Rawa di Tulang Bawang, Surga Migrasi Fauna Australia dan Potensi Kawasan Konservasi

Seorang nelayan beraktivitas melintasi wilayah rawa Tulang Bawang-Muhammad Zainal Arifin-

Disini juga dapat dilakukan berbagai aktivitas lain seperti berperahu, berkemah, tracking dan aktivitas lainnya.

Dikutip dari Antara, berdasarkan penelitian Wetland International (1994), ekosistem rawa-rawa pada areal sekitar 600 hektare di Rawa Pacing memenuhi kriteria untuk dilestarikan, memerlukan dukungan para pihak untuk menjadi kawasan konservasi yang lestari berbasiskan masyarakat. 

BACA JUGA: 9 Nama Pejabat Tulang Bawang yang Berebut Kursi Pimpinan Tinggi Pratama, Sekarang Sedang di Uji Loh

Dari total sektiar 86.000 hektare areal lahan basah di Tulang Bawang, kekayaan hayati yang dimiliki Rawa Pacing pantas disejajarkan dengan kakayaan jenis pada sebuah ekosistem suaka alam meskipun kawasan tersebut secara faktual dikuasai warga di sana. 

Hasil penelitian Wetland International (tahun 1994) menunjukkan, rawa-rawa di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Tulang Bawang tersebut memenuhi kriteria Konvensi Ramsar sebagai "wilayah pelestarian". 

Rawa Pacing juga merupakan contoh yang baik sebagai areal lahan basah alami atau mendekati alami yang khas untuk suatu wilayah biogeografi, bersama Rawa Bakung dan Rawa Tenuk di Kabupaten Tulang Bawang. 

Pada rawa itu terdapat kesatuan ekosistem merupakan contoh dari habitat limpasan pinggir sungai dengan rawa-rawa yang ditumbuhi rumput Phramites dan gelam di Sumatera yang masih tersisa. 

Rawa Pacing juga dapat menyokong kehidupan sejumlah jenis atau anak jenis tumbuhan dan hewan yang termasuk langka, rentan atau terancam punah, habitat burung yang terancam punah dan rentan, seperti serati hutan, itik rimba, bangau tongtong, bangau bluwok, burung sepatu picisan. 

BACA JUGA: Mulai Budidaya Lebah Klanceng, Tulang Bawang Sudah 5 Kali Panen

Bangau Tongtong dan Bangau Bluwok merupakan jenis burung yang telah terancam punah di Indonesia. 

Rawa Tenuk, Rawa Pacing, dan Rawa Bakung memiliki kepentingan nasional bahkan internasional untuk konservasi lahan basah, karena mendukung kehidupan sejumlah besar burung-burung air, seperti kuntul besar, kuntul kerbau, dan cangak merah. 

Rawa Pacing bahkan juga menyokong salah satu koloni burung air yang terbesar di Indonesia, termasuk lokasi berbiak pertama yang diketahui di Sumatera untuk spesies Kowak Maling/Kowak Malam Kelabu (Nycticorax nycticorax) dan Pecuk Ular Asia (Anhinga melanogaster). 

Menurut Wetland International, secara tetap rawa di Tulang Bawang itu menyokong kehidupan sekitar satu persen dari populasi dunia dari suatu jenis atau anak jenis burung air. Sedikitnya 53 ekor atau lebih burung Wilwo ditemukan di Tulang Bawang.

BACA JUGA: Pejabat dan ASN Tulang Bawang Gelisah, Gaji 13 dan TPP Tak Kunjung Cair, Bingung Bayar Sekolah Anak

Tidak hanya Rawa Pacing, Tulang Bawang juga memiliki Rawa Bujung Tenuk dan Rawa Bawang Latak yang sama sama berada di ibukota kabupaten Tulang Bawang, Menggala.

Sumber: