Badan Pangan Nasional dan Gerakan Satmakura Lampung Sambangi Tulang Bawang Barat, Ternyata Ini Tujuannya
Kegiatan diskusi dan ramah tamah bersama Bapanas-Yusuf AS-
TULANG BAWANG BARAT, RADARTUBA.CO.ID - Dialog Program Mix Corporate Farming (sistem pertanian berkorporasi) dihadiri Ketua Badan Pangan Nasional (Bapanas) Aris Prasetyo Adi dan Ketua Umum Gerakan Satmakura Lampung Mochtar Sani.
Keduanya sepakat akan merealisasikan program sistem pertanian berkorporasi di Tubaba sebagai bukti komitmen pemerintah pusat dalam mendukung upaya pengembangan sektor pertanian di daerah.
Pj Bupati Tubaba, M. Firsada menjelaskan, luas lahan sawah irigasi 19.000 hektar lebih, sawah tadah hujan 354 hektar, sebagian besar penduduk di Tubaba adalah petani dan pekebun.
"Untuk lahan perkebunan mencapai 55.000 hektar lebih, atau hampir 3 kali lipat luas pertanian." ujar M. Firsada.
BACA JUGA:Gedung Baru Kantor DPMPTSP dan Disdukcapil Diresmikan Pj Bupati Firsada, Begini Pesannya
M. Firsada juga mengilustrasikan, di Kecamatan Tumijajar dalam sekali panen bisa mencapai 7 ton/hektar. Sedangkan target produksi padi /tahun sekitar 80.000 ton, namun hanya terealisasi dikisaran 78.000 ton.
Pada bagian lain sambutannya, M. Firsada mengajak para peserta dialog untuk memanfaatkan dialog tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan produksi pangan di Tubaba.
"Hari ini mari kita manfaatkan kunjungan Kepala Bapanas, untuk meningkatkan produksi pertanian kita, apalagi ada dukungan dari koperasi Satmakura." ajak M. Firsada.
Sementara ditempat yang sama, Ketua Bapanas RI Aris Prasetyo Adi menyatakan, apapun kondisinya Bapanas harus menjamin memiliki stok pangan strategis, seperti beras, jagung, kedelai, daging ruminansia (daging sapi dan kerbau yang berasal dari ternak: red) unggas, ayam pedaging dan petelur serta gula konsumsi.
BACA JUGA:Awal 2024, Pj. Bupati Tulang Bawang Barat Firsada Cek Disiplin dan Kinerja Pegawai
"Kita harus memastikan punya cadangan pangan strategis, daging ruminansia, sapi dan ternak lainnya, ayam, telur dan gula konsumsi itu semua harus ada, sehingga perumusan kalkulasi, mulai dari berapa produksi akhir tahun, kemudian proyeksi produksinya." terang Aris Prasetyo Adi.
Menurut Aris Prasetyo Adi, kebutuhan pangan strategis secara nasional perbulan ada diangka 2,55 juta ton, namun jika Januari produksi di bawah 1 juta ton dan bulan Februari juga tidak lebih dari 1,3 juta ton, artinya kita mengalami defisit 2,8 juta ton.
"Jadi stok itu memang harus dipersiapkan, sampai beberapa bulan ke depan" ujarnya.
Namun demikian Prasetyo Adi menegaskan, tugas Bapanas bukan di bidang produksi, namun lebih ke mengelola pasca panen hingga ke hilir, seperti bantuan pangan untuk daerah yang produksinya minim serta stabilisasi pasokan dan harga.
Sumber: