TULANG BAWANG, RADARTUBA.CO.ID - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tulang Bawang akan membuat Panitia Khusus (Pansus) terkait isu Devisit anggaran Rp 250 Miliar pemerintah daerah.
Dalam waktu dekat, Ketua DPRD Tulang Bawang Sopi'i akan memanggil Organisasi Perangkat Daerah (OPD) melalui Pansus untuk mengklarifikasi isu devisit anggaran Rp 250 Miliar.
Pemanggilan tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi akar masalah dan menemukan solusi yang tepat terhadap besarnya isu devisit Kabupaten Tulang Bawang.
BACA JUGA:Haduh, Gak Kuorum Paripurna DPRD Tulang Bawang Ditunda, Pada Kemana Nih Para Wakil Rakyat?
Sopi'i menekankan bahwa transparansi dan akuntabilitas harus diutamakan dalam penanganan masalah ini, mengingat Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2022 disepakati antara DPRD dengan Bupati Tulang Bawang.
"Semestinya hari ini kita menggelar rapat paripurna penyampaian pertanggungjawaban pelaksanaan APBD tahun anggaran 2022. Setelah paripurna baru akan dibentuk Pansus," ungkapnya, Selasa 11 Juli 2023.
Lebih lanjut, dirinya menerangkan bahwa Tim Pansus yang akan menanyakan pertanggungjawaban OPD dalam pelaksanaan anggaran tahun 2022.
BACA JUGA:Gaji ke-13 Cair, PNS Tulang Bawang Segera Dapat TPP, Pemda Siapkan Anggaran Segini
Kemudian, dari hasil rapat bersama Tim Pansus baru dapat diketahui penyebab devisit Kabupaten Tulang Bawang.
"Hasil pemanggilan OPD oleh Tim Pansus nantinya baru dapat mengetahui kebenaran devisit pemerintah daerah. Karena nanti akan kami pertanyakan duitnya kemana, pendapatannya berapa dan belanjanya berapa disitu kita akan tahu semuanya," ungkap Sopi'i kepada Radartuba.co.id.
Sejauh ini, kata Ketua DPRD, dirinya belum bisa memastikan apakah Kabupaten Tulang Bawang benar-benar mengalami devisit. Mengingat harus dipastikan isu tersebut dengan membuka beberapa dokumen-dokumen.
BACA JUGA:Golkar Rekomendasikan Hanan A Rozak Sebagai Bakal Calon Bupati, Winarti vs Hanan Jilid II?
"Kalo isu devisit saya memang sudah dengar, tapikan Tim Pansus yang akan menyampaikan pada saat paripurna. Apakah karena pendapatan sedikit tetapi belanjanya banyak, atau malah ada faktor lain. Nanti kita dengar waktu paripurna," ungkapnya. (*)