Dalam jurnal ini juga diketahui bahwa 46 persen responden perokok memulai merokok saat remaja. Rokok kretek filter sendiri menjadi jenis yang paling sering digunakan.
Sementara itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa rerata konsumsi rokok yakni 12 batang perhari.
Dalam jumlah itu pengeluaran untuk kebutuhan merokok yakni sekitar Rp 11 ribu per pembelian dan Rp 56 ribu per minggu.
Kemudian, dalam penelitian ini juga terungkap bahwa sebagian besar perokok: 46 persen menghabiskan waktu merokok lebih dari 60 menit setelah bangun tidur.
BACA JUGA:Berkunjung ke Wisata Alam 21 Tulang Bawang, Destinasi Peraih Anugerah Desa Wisata Indonesia
Terungkap juga bahwa 68 persen responden kesulitan menahan diri untuk tidak menghisap rokok di tempat yang dilarang.
37 persen perokok juga kesulitan untuk tidak merokok di pagi hari. 21 persen responden langsung merokok setelah bangun tidur dan 22 persen masih merokok saat keadaan masih sakit.
Dari hasil temuan penelitian ini, perilaku merokok masyarakat Indonesia terbilang buruk dan membutuhkan intervensi dalam bentuk edukasi komprehensif.
BACA JUGA:Wisata Taman Keanekaragaman Hayati Mesuji Ditutup Sementara, Oh Ternyata Ini Penyebabnya
Edukasi komprehensif yang dimaksud baik secara personal maupun komunal, khususnya pada kelompok dengan demografi dan karakteristik tersebut.
Akan tetapi, hingga kini belum ada data komprehensif dan sistematis yang mewakili seluruh populasi Indonesia terkait permasalahan yang diangkat ini.
Meskipun demikian, data tentang karakteristik dan kebiasaan merokok menjadi penting sebagai upaya pengendalian aktivitas merokok di Indonesia. (*)