Sebelumnya diberitakan, Pemprov Lampung bentuk satuan tugas penanggulangan kebakaran lahan dan hutan (Karhutla) Lampung tahun 2023.
Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Lampung, Yanyan Ruchyansyah mengatakan, satgas karhutla sendiri telah dibentuk pada 2017 lalu.
Namun, karena ada penyesuaian seperti nama organisasi dan tugas-tugas, maka dilakukan perbaikan.
Pada satgas karhutla ini, Yanyan Ruchyansyah mengungkapkan banyak pihak yang terlibat. Mulai dari forkopimda, kepolisian, kejaksaan, TNI, Basarnas, dan lainnya.
BACA JUGA:5 Bulan 4 Kasus Kebakaran Terjadi, Simak Tips Cegah Korsleting Listrik Dari Damkartan Mesuji
Disinggung terkait titik rawan karhutla di Lampung, dirinya mengaku lokasinya hampir sama dengan tahun-tahun sebelumnya.
"Di Lampung titik-titik rawan tidak terlalu banyak bergerak. Seperti 2022 itu hotspot menurun, akan tetapi luas kebakaran ada peningkatan," ujar Yanyan Ruchyansyah usai mengikuti rapat pembentukan satgas Karhutla Lampung tahun 2023, Rabu 26 Juli 2023.
Untuk di tahun 2023, Yanyan Ruchyansyah menyebut ada sekitar 4,8 ribu kejadian kebakaran. Dimana, berdasarkan pantauan dari pihaknya dan hasil verifikasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kejadian dan luasnya terbanyak di Lampung Timur.
"Koordinasi dilapangan ada kejadian di taman Way Kambas. Terjadi disekitar savana yang cukup luas," tuturnya.
BACA JUGA:Masjid Miftahul Jannah di Tulang Bawang Lampung Terbakar
Antisipasinya, lanjut Yanyan Ruchyansyah, karena kejadian telah berulang, maka petugas di Way Kambas melakukan upaya peningkatan antisipasi dini melalui pemberdayaan masyarakat agar turut mengawasi.
'Karena ini indikasinya kebakaran disengaja karena perburuan liar. Ini barikade masyarakat sekitar. Mencoba pencegahan agar tidak kebakaran," ungkapnya.
Diakui Yanyan Ruchyansyah, upaya paling efektif mengenai Karhutla adalah mitigasi dengan melakukan pencegahan, serta melakukan pemberdayaan masyarakat menjadi barikade.
Lanjutnya, rapat ini juga dalam rangka mendorong SK satgas Karhutla segera dibuat untuk mencegah kekeringan akibat puncak daei kemarau atau el Nino yang diprediksi BMKG terjadi pada Agustus dan September 2023.
BACA JUGA:Tiga Rumah di Mesuji Terbakar, Petugas Damkar Menduga Asal Api...
'Karena kemarin juga waktu musrembang pertanian mengangkat masalah ini juga," ucapnya.