Dampak El Nino, 6 Desa di Mesuji Lampung Berpotensi Alami Gagal Panen

Rabu 13-09-2023,11:00 WIB
Reporter : Ardian Mukti
Editor : Muhammad Zainal Arifin

MESUJI, RADARTUBA.CO.ID - Fenomena pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normal yang terjadi di Samudra Pasifik bagian tengah yang dikenal dengan sebutan El Nino, menyebabkan menurunnya curah hujan di wilayah Indonesia dan tentunya memicu terjadinya kekeringan.

Kondisi tersebut juga berdampak pada sektor tanaman pangan khususnya padi pada masa vegetatif yang mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan padi bahkan bisa sampai gagal panen (puso).

Namun, hal itu tidak berdampak buruk bagi kondisi pertanian di Kabupaten Mesuji.

Sebab, berdasarkan data yang di rilis oleh Dinas Pertanian setempat, kondisi stok pangan di Mesuji masih aman.

BACA JUGA:164 Hektar Sawah Mesuji Terancam Gagal Panen, Begini Kata Dinas Pertanian

Bahkan, menurut Kadis Pertanian Mesuji Pariman, Mesuji mengalami surplus beras.

Pariman mengatakan, bahwa musim tanam padi ke dua yaitu musim tanam gadu di Mesuji sudah di lakukan percepatan tanam sebagai upaya antisipasi dampak El Nino.

“Dan itu sudah di mulai pada bulan april sampai dengan juli 2023, dengan total luas tanam sebanyak 30.088 ha, dari total luas lahan seluas 30.611 hektar,”jelasnya.

BACA JUGA:Dampak El Nino, Ratusan Hektar Sawah di Tulang Bawang Lampung Terancam Gagal Panen, Petani Susah Pasokan Air

Masih dikatakan Pariman, sampai dengan 31 Agustus sudah di panen seluas 18.797 hektar, dan yang akan panen di bulan september seluas 10.379 hektar.

Namun, di prediksi ada lahan seluas 164 hektar di enam desa yang ke semuanya berada di Kecamatan Rawa Jitu Utara.

Enam Desa yang berpotensi gagal panen akibat kekeringan, dengan jumlah luasan lahan seluas 164 haktare tersebut yakni berada di Desa Panggung Rejo, Sidang Makmur, Way Puji, Sidang Iso Mukti, Sidang Sido Rahayu dan Sidang Muara Jaya.

BACA JUGA:Masuki Musim Kemarau, Petani Padi Mesuji Kesulitan Air, Terancam Gagal Panen

“Ke enam desa tersebut berada di Kecamatan Rawa Jitu Utara. Mereka terancam gagal panen akibat kekeringan dan air yang tersedia sudah payau, tidak memungkinkan lagi di manfaatkan untuk mengairi tanaman padi,”ungkap pariman.

Sementara lanjut dia, produksi gabah yang dihasilkan pada musim tanam ke dua sebanyak 170.518 Ton GKP, bila di konversi menjadi beras sebanyak 107.420 ton beras.

Kategori :